TAUFIQ
DAN TANGGUNG JAWAB BARUNYA
Di hari minggu
nan cerah Taufiq dan keluarga berencana mengadakan liburan ke puncak. Semua
barang dan perlengkapan sudah dimasukkan dan tertata rapi di dalam mobil
tinggal siap-siap untuk berangkat.
Seperti biasa,
sebelum mobil mulai dijalankan, lebih dahulu berdo’a kepada Allah Swt. Memohon
keselamatan dalam perjalanan agar dapat sampai ke tempat tujuan dengan selamat
serta pulang ke rumah kembali dengan selamat, sehat wal ‘afiat juga.
“Dek...” papah Taufiq memanggilnya sambil menoleh ke belakang.
“Iya Pah...” sahut Taufiq dengan menoleh ke arah ayah.
“Sebelum kita
bepergian, apa ya yang mesti kita lakukan..?” tanya
ayah sembari tersenyum menatap wajah imut Taufiq.
“Berdo’a......” jawab Taufiq.
“Pah...Pah...Pah...
mamah punya usul, bagaimana kalau kali ini adek saja yang berdo’a. Gimana
pah...?” ujar mamah.
Mendengar
usulan mamah, Taufiq yang asalnya sedang asyik bermain robot-robotan, tiba-tiba
berhenti sejenak seraya berkata “Haaaa.... Aku.?????
“Waaah, usul
bagus itu mah. Papah setuju sama usulan mamah. Sekarang adek yang mimpin do’a.” Jawab papah menanggapi usulan mamah.
“Kenapa.? Adek
tidak hafal ya...?” tanya mamah.
“Ikh, kata sapa
adek tidak hafal.? Hafal dong....” jawab
Taufiq sambil tersenyum.
“Lalu, kenapa
kok adek bengong kayak gitu.?”
Tanya papah.
“He...he...heee....
cuman kaget aja kok Pah, mah.”
“Adek berani
apa tidak.?” Tanya mamah
lagi
“Berani to ya.”
Jawab taufiq dengan semangat.
“Kalau adek
berani, sekarang adek yang mimpin do’anya....” kata mamah
“Oke... Siapa
takut.” Jawab Taufiq
“Iya Udah,
sekarang adek mulai berdo’anya.” Sahut
papah.
“BISMILLAHIRROHMAANIRROHIIM...
BISMILLAAHI TAWAKKALTU ‘ALALLAAH, LAA HAULAA WA LAA QUWWATAA ILLAA BILLAAHIL
‘ALIYYIL ‘ADHIM... AAAMIIIIN...”
Sehabis Taufiq
membacakan do’a, ayah pun segera memulai menjalankan mobil dengan penuh
kehati-hatian.
Saat dalam
perjalanan, mamah dan Taufiq asyik bersenda gurau, bermain-main, dan
bernyanyi-nyanyian. Sehingga tanpa disadari tempat yang ingin dituju pun
ternyata sudah dekat di depan mata. Tak lama kemudian sampailah mereka di
lokasi liburan.
“ALHAMDULILLAH...
kita udah sampai.” Ujar papah.
Dari kaca
jendela mobil Taufiq melihat keindahan alam. Seketika itu pula ia tak sabar
rasanya Taufiq berada di dalam mobil, karena ingin melihat keindahan
pemandangan di sekitar.
“SUBHANALLAH..” Ucapan Taufiq seketika keluar dari pintu mobil dan merasakan
kesejukan serta menyaksikan keindahan pemandangan di sana.
“Mah... mah...
indah banget ya mah pemandangannya.?”
Gumam Taufiq kepada mamah.
“Iya Dek, indah
sekali bukan.?” Jawab mamah,
sambil bertanya kepada Taufiq.
“Hemm.. Iya mah.”
Sahut Taufiq.
“Semua ini
adalah anugrah dari Allah Swt., yang sudah menciptakan semua ini untuk manusia.
Akan tetapi tidak jarang sebgian dari kita hanya menikmatinya saja tanpa sadar
bahwa mereka telah melalaikan tanggung jawab mereka sendiri.” Tutur mamah kepada Taufiq. Sambil menunduk ke arah Taufiq.
“Tanggung
jawab.? Tanggung jawab apa mah.?” Tanya
Taufiq sambil garuk-garuk kepala keheranan.
“Hemmm... adek
belum tahu ya.?” Tanya mamah.
“Belum Mah...” ujar Taufiq dengan menggelengkan kepalanya.
“Coba, Biar
papah yang jelasin.” Sahut papah,
kemudian melanjutkan omongannya lagi. “Tapi... sebelum papah lanjutin, papah
mau nanya dulu sama adek. Siapakah gerangan yang telah menciptakan jagat alam
raya ini, termasuk juga bumi dan semua makhluk-makhluk yang ada.?” Tanya
Papah.
“Yang
menciptakan semua ini ya pasti Allah pah...”
jawab Taufiq
Pintar...” ujar papah.
Begini dek,
seperti yang adek tahu Allah lah yang telah menciptakan bumi seisinya. Di bumi
sendiri terdapat banyak sekali keindahan-keindahan, kenikmatan-kenikmatan yang
kesemuanya itu peruntukan bagi manusia. Misalnya, diciptakannya alam yang indah
untuk kita jadikan pemandangan. Udara untuk kita hirup. Air untuk kita minum. Hewan
untuk kita manfaatkan kulit, daging, bulu, maupun telurnya. diciptakannya
pohon-pohon yang dapat berbuah, seperti pohon apel, pohon jeruk, pohon mangga,
pohon durian, dan banyak lagi pohon yang lain. Ada juga tanaman-tanaman yang
dapat menghasilkan buah pula, seperti tanaman semangka, tanaman lemon, tanaman
melon, dan lain-lain. Serta masih banyak lagi ciptaan Allah Swt., yang dapat
dinikmati, dirasakan oleh semua manusia.
Selain
menikmati semua ciptaan Allah, manusia memiliki kewajiban. Yakni menjaga,
merawat, dan melestarikan semua yang ada ini agar tatap asri.
Akan tetapi
sebagian banyak dari kita belum secara penuh menyadari akan pentingnya alam ini
bagi kehidupan kita semua. Hal itu menyebabkan mereka lalai, lupa akan tanggung
jawab serta kewajiban mereka dan menyebabkan ketidakstabilan serta kerusakan
kelestarian di mana-mana; seperti, penebangan pohon di hutan secara sembarangan
menyebabkan tanah longsor atau erosi. Pembakaran hutan, membuang sampah di
sembarang tempat sehingga ketika hujan tiba air tidak bisa mengalir karena
tersumbat sehingga terjadi banjir, dan kerusakan-kerusakan lain yang membuat kehidupan manusia pun terancam.” Tutur papah.
“Oooh,begitu ya
pah. Selain kita menikmati kita juga harus menjaga juga ya pah.?” Tanya Taufiq.
“He’em... benar
dek.” Ujar papah.
“Oleh karena
itu menjadi tugas papah, mamah, adek, dan juga semuanya untuk selalu menjaga lingkungan agar kita terhindar dari bahaya yang akan
datang menimpa.” Ujar mamah sambil mengelus-elus kepala Taufiq.
“Baik pah,
mah... mulai sekarang adek akan belajar menjaga lingkungan agar tetap indah dan
asri.” Kata Taufiq sambil tersenyum ke
arah papah mamahnya.
“Siiip, bagus.
Iya udah sekarang yuk Mah, dek, kita
lanjutin jalan-jalannya.” Ujar papah.
“Yuk. Adek udah
tidak sabar melihat keindahan pemandangan alamnya.” Ujar Taufiq yang bersemangat melangkahkan kakinya untuk
melanjutkan menikmati keindahan alam.
...........o00o.............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar